Pada tahun 610 sebelum Masehi, seorang laki-laki
yang berusia sekitar 40 tahun bernama Muhammad bin Abdullah mulai menerima
wahyu Ilahi di gua pegunungan kota kuno Mekkah di semenanjung Arab. Sehingga
sumber melaporkan bahwa mulailah misi kenabian Nabi Muhammad, yang terakhir di
garis panjang dari nabi-nabi yang diutus oleh Allah melalui waktu untuk
membimbing umat manusia. Seorang utusan, Nabi menerima pembicaraan melalui
lingkaran Ilahi, memerintahkannya untuk “Sebutlah nama Tuhanmu” (Qur’an surat
96:1). Pembawa pesan dari surga, Jibril, malaikat kepercayaan yang
memberitahukan pesan Allah terhadapnya bahwa dia adalah Rasul yang terpilih di
bumi. Kata pertama yang diucapkan kepada Muhammad yang dalam bahasa Arab yaitu
Iqra’ menandakan bahwa nama Al-Qur’an diberikan sebagai pernyataan, yag
diartikan sebagai “menyebut” atau “membaca”.
Muhammad
dilahirkan di Mekkah. Kakeknya, Abdul Muttalib, menamainya Muhammad (orang
terpuji), sebuah nama yang belum pernah digunakan dan dikenal sebelumnya.
Ketika lahir, Muhammad telah menjadi anak yatim. Ayahnya, Abdullah, wafat
sebelum ia lahir. Ketika berusia 6 tahun, Muhammad sudah menjadi yatim piatu.
Ibunya, Aminah binti Wahab, meninggal dunia dalam perjalanan pulang dari
Yatsrib, setelah berziarah ke kuburan suaminya. Kemudian, Muhammad diasuh oleh
Abdul Muttalib. Sebelum Muhammad berusia 8 tahun, kakeknya wafat. Pamannya, Abi
Talib, lalu mengambil alih tanggung jawab mengasuh Muhammad.
Muhammad
tumbuh menjadi seorang pemuda yang jujur dan berbudi pekerti luhur. Melalui
Hilful-Fudul (persekutuan kebajikan) dan kegiatannya membantu pamannya
berdagang, nama Muhammad makin terkenal sebagai seorang yang terpercaya. Karena
kejujurannya, ia mendapat gelar al-Amin, yang berarti orang yang terpercaya.
Para pemimpin Mekah juga pernah mempercayai Muhammad untuk menyelesaikan
perselisihan mereka, dengan memimpin peletakan Hajar Aswad, saat perbaikan
Ka'bah yang rusak akibat banjir.
Pada
usia 25 tahun Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwailid yang berusia 40
tahun. Khadijah adalah seorang pengusaha yang mempercayai Muhammad untuk
menjajakan dagangannya ke Suriah. Karena kejujuran Muhammad, Khadijah menaruh
hati padanya dan menikahinya. Pasangan Khadijah- Muhammad dikaruniai 2 putra
(Qasim serta Abdullah) dan 4 putri (Zainab, Rukayyah, Ummu Kalsum, dan
Fatimah). Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam. Ia meninggal pada
usia 65 tahun, setelah 25 tahun menikah dengan Muhammad.
Pada
masa kenabiannya ada dua tahap dakwah yang dilakukan Muhammad. Pertama, dakwah
secara diam-diam selama 3 tahun. Keluarga dan sahabat Nabi yang masuk Islam
pada tahap ini antara lain Khadijah, Abu Bakar as-Siddiq, dan Ali bin Abi
Talib. Kedua, dakwah secara terang-terangan. Dakwah ini berlangsung hingga Nabi
wafat. Banyak sahabat yang memeluk Islam pada masa ini, antara lain Umar bin
Khattab dan Usman bin Affan. Dua belas tahun sudah Nabi berdakwah, tapi
kaum Kuraisy tetap belum mau menerima risalah kenabiannya. Maka Nabi hijrah ke
Yatsrib. Setelah Nabi hijrah, kota Yatsrib kemudian dikenal dengan sebutan
Madinah an-Nabi (kota Nabi) atau Madinah al- Munawwarah (kota yang
bercahaya).
Pada
tahun ke-6 hijrah, Nabi bermimpi memasuki kota Mekah dan bertawaf (mengelilingi
Ka'bah). Mimpi itu disampaikan kepada para sahabat. Saat itu pula, Nabi
mengumumkan kepada kaum muslim untuk menunaikan ibadah haji di Mekah. Namun
kaum musyrik Kuraisy menghalang- halangi mereka. Kaum Kuraisy kemudian mengutus
Suhayl bin Amr untuk bertemu dengan Nabi dan membuat perjanjian perdamaian.
Nabi dan Suhayl menyepakati syarat- syarat perdamaian itu. Kalimat perjanjian
ditulis oleh Ali bin Abi Talib, atas perintah Nabi. Perjanjian itu dikenal
dengan nama Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian Hudaibiyah menciptakan
suasana tenang dan aman. Enam bulan setelah perjanjian itu Nabi berdakwah
kepada para penguasa di sekitar Arab, dengan cara mengirimkan surat, antara
lain kepada penguasa Iran, Mesir, Abessinia, Persia dan Romawi (Bizantium).
Surat Nabi seluruhnya berjumlah sekitar 105 buah. Namun, tidak semua teks surat
itu disalin lengkap. Surat itu berisi seruan untuk masuk Islam. Setiap surat
dicap dengan stempel dari perak yang diukir dengan tiga baris kata: Muhammad,
Rasul, Allah.
Pada
tahun ke-10 Hijrah, Nabi menunaikan ibadah haji. Beliau berangkat ke Mekah pada
28 Zulkaidah, setelah menunjuk Abu Dujanah sebagai wakilnya di Madinah. Pada 4
Zulhijah, Nabi tiba di Mekah, dan langsung masuk ke Masjidilharam melalui pintu
Bani Syaibah, serta melakukan tawaf dan sai. Pada 8 Zulhijah, Nabi berangkat ke
Mina dan tinggal di sana hingga terbit fajar. Pada pagi hari 9 Zulhijah, Nabi
berangkat ke Arafah dengan diikuti oleh sekitar 100.000 jemaah. Pada ibadah
haji wada' (wadak) ini turun firman Allah SWT yang menandakan bahwa Allah Swt.
telah menyempurnakan agama Islam kepada umat-Nya dan telah mencukupkan nikmat-Nya.
Perjalanan haji ini kemudian disebut Haji wadak (haji perpisahan), karena dua
bulan setelah menunaikan ibadah Haji Wadak, Nabi menderita demam. Badannya mulai
lemah. Meskipun demikian ia tetap memimpin salat berjemaah. Namun setelah
merasa sangat lemah, ia menunjuk Abu Bakar menjadi penggantinya sebagai imam
salat. Setelah beberapa hari sakit, Nabi dipanggil ke haribaan Allah Swt. pada
tanggal 12 Rabiulawal 11 H atau 8 Juni 632 M. Nabi wafat dalam usia 63 tahun.
Abu Bakar as-Siddiq kemudian ditunjuk oleh kaum Muhajirin dan Ansar sebagai
Khalifah ar-Rasul (pengganti Rasul).
Sumber:
Afsaruddin,
Asma. 2008. The First Muslims History and Memory: Oxford. Judul asli “The Rise
of Islam and Life of The Prophet Muhammad”
No comments:
Post a Comment